(Muhammad Galih Sugiarta)
Waktu adalah suatu masa
yang akan berjalan terus menerus tanpa henti, dan waktu tidak akan pernah berjalan
mundur, namun banyak dari kita kaum muslimin menyia-nyiakan waktu bukan untuk beribadah kepada Allah
melainkan untuk melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat, padahal Allah Ta’ala
sudah banyak bersumpah dengan waktu yang menunjukan
urgensinya dalam kehidupan, salah satunya yang sering kita dengar adalah firman Allah Ta’ala:
وَالْعَصْرِ ﴿1﴾ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ ﴿2﴾ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ﴿3﴾
“Demi masa. Sesungguhnya, manusia berada dalam kerugian.
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling
menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.” (QS. al-‘Ashr[103]: 1 – 3).
Marilah kita bersemangat
untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya dan mengoptimalkannya dalam
rangka melakukan ketaatan kepada Allah Ta’ala agar kita tidak termasuk
orang-orang yang mengalami kerugian. Mari kita perhatikan nasehat Imam Syafi’I rahimahullah:
صَحِبْتُ
الصُّوفِيَّةَ فَلَمْ أَسْتَفِدْ مِنْهُمْ سِوَى حَرْفَيْنِ: أَحَدُهُمَا
قَوْلُهُمْ: الْوَقْتُ سَيْفٌ، فَإِنْ قَطَعْتَهُ وَإِلَّا قَطَعَكَ. وَذَكَرَ
الْكَلِمَةَ الْأُخْرَى: وَنَفْسُكَ إِنْ لَمْ تَشْغَلْهَا بِالْحَقِّ وَإِلَّا
شَغَلَتْكَ بِالْبَاطِلِ.
“Aku pernah berkawan dengan orang-orang sufi, akupun
tidaklah mendapatkan pelajaran yang bermanfaat darinya selain dua hal. Pertama,
dia mengatakan bahwa waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memotongnya
(memanfaatkannya), maka dia akan memotongmu.” Dan Beliau menyebutkan yang
lainnyaa: Jika dirimu tidak tersibukkan dengan kebaikan, maka pastilah akan
tersibukkan dengan perkara yang batil.” (Ibn al-Qoyyim, al-Da’ wa
Dawa’ hal. 239)
Syaikh Ali Hasan al-Halaby
hafizhohullah memberikan penjelasan catatan kaki dalam tahqiqnya
terhadap kitab al-Da’ wa Dawa’ hal. 239 tentang maksud perkataan Imam Syafi’I
menyebutkan orang sufi adalah orang yang ada pada zamannya, sedangkan orang
sufi pada zaman sekarang tidak ada yang bisa diambil manfaatnya sama sekali.
Tips dan Trik bagaimana menyiasati waktu
Hal ini sebagimana yang di jelaskan Didin Khalidin dalam kitabnya “Cara
Praktis Mennghafal Al-Qur’an Hanya Dengan Membaca” :
Pertama, Tulislah apa saja yang akan dihafal dari al-Qur’an
atau al-Hadits pada hari ini di kertas kecil (seperempat folio) kemudian
tempelkan di tempat-tempat yang sering di kunjungi, seperti tempat kerja, kamar
tidur, atau di mana saja yang sering dilihat kecuali di tempat kotor.
Kedua, Seringlah murajaah dan mempraktekannya. Kalau
sedang menghafal al-Qur’an maka prakteknya adalah ketika sholat sunnah atau
dilantunkan ketika murajaah (mengulang-ulang). Kalau sedang menghafal hadits maka
prakteknya adalah dengan ditulis di kertas dan diajarkan kepada orang yang
berada di sekeliling kita (istri, anak, orang tua, dan keluarga).
Ketiga, Lakukan sedikit demi sedikit dengan rutin. Sesuatu yang dilakukan terus menerus
walaupun sedikit itu lebih baik daripada melakukan perkara yang besar namun
terputus (Discontinue). Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah
radhiallahu’anha:
أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ؟ قَالَ:
أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ.
"Bahwasanya
Rasulullah Shallallahu’alaihi wassalam pernah ditanya “Amalan apakah yang
paling Allah sukai?” Rasulullah Shallallahu’alaihi wassalam menjawab: “Yang
terus-menerus walaupun sedikit.” (HR.
Muslim No. 782, 216)
Keempat, Meminta kepada teman ataupun
keluarga terdekat untuk mengingatkan tentang jadwal kegiatan murajaah. Misalnya,
ketika perjalanan ke tempat jauh, bawalah buku catatan apa yang akan dihafal,
ataupun bisa membawa kitab lalu mintalah kepada istri, teman, atau kerabat
untuk membacakannya di depan kita.
Kelima, Perbanyaklah doa memohon kepada
Allah Ta’ala untuk dimudahkan dalam melakukan
ibadah kepada-Nya. Yaitu dengan doa-doa yang diajarkan oleh Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa sallam, sebagai berikut:
اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ
وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ.
“Ya
Allah, tolonglah aku untuk berdzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu serta
beribadah dengan baik kepada-Mu.” (HR.
Abu Dawud no. 1522, dishohihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih
Jami’ No. 3063)
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
"Ya
Rabb yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku pada agama-Mu." (HR. Tirmidzi no. 3522, dishohihkan oleh Syaikh
al-Albani dalam as-Shahihah No.
2091)
اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ القُلُوْبِ صَرِّفْ قُلُوْبَنَا
عَلَى طَاعَتِكَ
"Ya
Allah, yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami pada ketaatan
kepada-Mu.” (HR. Muslim No. 2654)
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ العَجْزِ،
وَالْكَسَلِ، وَالْجُبْنِ، وَالْبُخْلِ، وَالْهَرَمِ، وعَذَابِ الْقَبْرِ، اَللَّهُمَّ
آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا، وزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ
وَلِيُّهَا ومَوْلاَهَا، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ عِلْمٍ لاَ
يَنْفَعُ، ومِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ، ومِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ، ومِنْ دَعْوَةٍ
لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا
“Ya
Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, sifat pengecut,
kekikiran, pikun dan adzab kubur. Ya Allah, berikanlah ketakwaan pada diriku
dan sucikanlah dia, karena Engkau-lah sebaik-baik Dzat yang menyuci-kannya. Ya
Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak ber-manfaat,
hati yang tidak khusyu’, nafsu yang tidak pernah puas dan do’a yang tidak
dikabulkan.” (HR. Muslim No. 2722).
Inilah penjelasan singkat
mengenai Tips dan Trik cara menyiasati waktu sebagaimana yang telah dijelaskan
oleh para ulama, mudah-muadahan kita bisa menjadi orang-orang yang memanfaatkan dan mengoptimalkan waktu dari
sisa umur untuk menutut ilmu syar’i dan beribadah kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Wallahu’alam.